Selasa, 05 Oktober 2021

Lanjutan Fanficnya~ Mwuahh~

 Amon tiba-tiba menekan monocle di mata kanannya, mengarahkan pandangannya ke langit yang diselimuti kegelapan dan ketenangan tanpa petir.


***

Cahaya lentera di tangannya bergerak saat waktu yang dia curi mulai lepas. Amon mengangkat alisnya, merasa tertarik bahwa ada sesuatu yang dapat menandinginya dalam hal kekuatan mengontrol waktu.

Sementara itu, Klein yang sedang memikirkan cara untuk bebas dari parasit Amon, merasakan intuisinya yang menyatakan akan ada hal yang tak dapat diatasi dunia ini.

Seperti perasaan kedatangan Pencipta Sejati, tetapi dengan aura dan kekacauan yang jauh lebih besar.

Klein akhirnya berhenti mencoba kabur dari Amon, dia menoleh ke Malaikat Waktu yang licik itu dgn tatapan bertanya.

Amon menyeringai. "Apakah kau berharap aku memberitahumu?"

Amon tentunya tahu apa yang ditanyakan Klein di kepalanya karena parasitnya bisa membaca pikiran Klein.

Menautkan sudut bibirnya ke atas, Amon mendesah penuh penyesalan, "Sayang sekali, aku tidak tahu apa itu."

Urat di pelipis Klein berkedut. Dia tidak percaya sama sekali apa yang dikatakan Amon.

"Nah, yang lebih penting adalah, ayo temukan tubuh utamaku dulu," tipu Amon sambil menyesuaikan monoclenya.

Klein mengutuk dalam hati, tetapi mengikuti langkah Amon tanpa perasaan ingin kabur lagi, bahaya yg mendekat jauh lebih penting daripada keinginan untuk bebas.

***


"K-Kim Dokja, dunia macam apa ini?!" Han Sooyoung dengan gemetar menunjuk ke langit yang amat gelap, lalu selain dua rekannya yang tampak cemerlang dalam kegelapan karena pengaruh izin skenario, Han Sooyoung tak bisa melihat hal lain.

Yoo Jonghyuk mengerutkan keningnya, menatap tajam ke cumi-cumi sialan itu, yang justru berpura-pura tak mendengarnya pertanyaan Han Sooyoung dan sedang berkomunikasi dgn Fourth Wall.

'Dunia apa ini?'

[Kim Dok Ja yang bodoh tak tahu bahwa dunia ini jauh lebih berbahaya, aku tak bisa membantumu]

Kim Dokja menelan ludahnya, perlahan melirik Han Sooyoung yang seakan ingin mencekiknya dan Yoo Jonghyuk yang sejak tadi berencana menghunus pedang ke lehernya.

Kim Dokja memelintir senyumannya. "Kita harus tenang."

***


"Cale-nim, dunia ini jauh lebih berbahaya daripada Dewa Tersegel," beritahu Choi Han, yakin pada firasatnya.

Cale mengutuk terus menerus dalam hati. 'Sial! Sial! Apakah aku akan langsung menuju alam bawah bahkan sebelum sempat menikmati masa pensiun?!'

Cale di luar tetap tenang. "Kita harus mencari informasi di sekitar, tempat ini seperti laboratorium yang ditinggalkan," sarannya.

Choi Han dan Alberu menggangguk. Sementara itu, Raon, yang anehnya telah diam sejak kedatangan mereka ke sini, tiba-tiba berseru, "Manusia, aku merasa ada Naga yang lebih menakutkan dan lebih kuat daripada Kakek Goldie!"


Eruhaben, yang telah lama bertahan dan menjadi naga terkuat, sedang menjalani hibernasi untuk memulihkan diri.


Cale menepuk kepala Raon. "Aku tahu, kali ini pilihanku salah besar. Aku pastikan akan membawa kita semua kembali dengan selamat. Ayo, cari informasi lebih lanjut."

Raon mengepakkan sayap kecilnya dan membentuk cahaya yang redup. 

"M-Manusia! Aku kesulitan mengakses mana di sini!"

Choi Han juga menimpali, "Cale-nim, aura pedangku tak bisa sepenuhnya dikerahkan."

Alberu yang membawa Taerang, mengisyaratkan bahwa itu sama dengan Choi Han.

Cale menjadi lebih takut. Dia mencoba mengeluarkan kekuatan kunonya, untungnya itu tampak tak bermasalah selain jantungnya tiba-tiba sakit meski hanya menggunakan sebentar.

-"Cale! Dunia ini bermasalah!" Pendeta Pelahap memperingatkannya.

-"Ya, ada banyak energi kontaminasi yang mencemari seluruh dunia!" Super Rock ikut takut

-"Bahkan, alam pun layu!" Pencuri Angin bergetar.

"Cale! Cepat ke sini!"

Sebelum Cale sempat menanggapi ocehan kekuatan kunonya, Alberu memanggilnya, jadi dia menuju ke tempat yang diobrak-abrik oleh Alberu.

"Kupikir ini salah satu bahasa dari duniamu?" tanyanya sambil memberikan dokumen yang tampaknya akan jadi debu kapan saja.

Namun, dengan sihir Raon, meskipun sangat sulit dikerahkan, dokumen tersebut menjadi padat.

Cale melihatnya, kemudian matanya menyipit.

Dia pernah melihat huruf-huruf dalam dokumen tersebut, sebagai seseorang yang hobi membaca novel, dan adanya alat terjemahan yang beredar meskipun di tengah kiamat, itu karena seluruh dunia pasti saling berhubungan, sehingga alat terjemahan diperlukan untuk berkomunikasi.

Cale tiba-tiba bertanya-tanya apakah dunia ini merupakan versi kiamat dari dunianya?

Tebakan mengerikan semacam itu bersarang di benaknya sampai kilatan putih menyambar langit.

Frekuensi kilat berlanjut dan semua tamu dari dunia lain tertegun untuk waktu yang lama.

***

Yo~ silahkan tunggu kelanjutannya~ terimakasih sudah berkunjung^^

0 komentar:

Posting Komentar